
Kemarin, saya dikejutkan dengan berita mengenai sebuah video yang memperlihatkan penyiksaan oleh seorang wanita kepada seorang bayi (video tersebut dengan cepat beredar di Facebook dan BBM). Video yang hanya berdurasi 4 menit 19 detik tersebut sungguh menyakitkan bagi kami. Bagaimana tidak, seorang ibu tega memukuli, mencubit bahkan menendang bayinya tanpa henti selama video tersebut berlangsung. Tim kami memang tidak mengenal bayi dalam video tersebut, tetapi hati nurani siapa yang tega untuk tak peduli pada perbuatan keji tersebut?
Seorang ibu, sosok yang kita kenal dengan kelembutannya, tutur kata yang baik dan selalu memeluk hangat buah hati mereka. Ibu, seseorang yang menjadi guru pertama yang mendidik anak-anak mereka. Kita kenal dengan kalimat bahwa surga berada di bawah telapak kaki ibu, bahkan ada yang mengatakan bahwa seorang ibu adalah 'perpanjangan tangan' Tuhan untuk memberikan kasih sayang yang melimpah pada dunia. Ya, menjadi seorang ibu tak hanya sekedar status bagi wanita, ada tanggung jawab yang sangat besar di sana, yang berhubungan dengan kehidupan buah hati mereka.
Kami sering mendengar cerita dari sahabat-sahabat kami bahwa menjadi orang tua bukan pekerjaan mudah. Kesabaran adalah kunci utama, apalagi saat merawat bayi dan balita yang belum bisa menyuarakan apa keinginan mereka. Kami memahami bahwa kelelahan yang dialami wanita, kurangnya pemahaman mengenai efek kekerasan pada psikologi anak, beban pikiran mengenai masalah sosial (harga barang naik), pertengkaran dengan suami dan lain sebagainya menjadi salah alasan mengapa seorang ibu begitu mudah melampiaskan emosi pada buah hati mereka. Tapi alasan apapun itu, seorang ibu tak sepantasnya melakukan kekerasan fisik pada bayi dan anak.
Bahaya Kekerasan Fisik Pada Bayi & Anak
"Bayi kan masih kecil, tidak akan ingat apa yang terjadi pada diri mereka," anggapan yang sangat keliru. Justru masa-masa bayi dan balita adalah masa keemasan untuk menyimpan memori mengenai bagaimana mereka diperlakukan. Demikian dengan anak-anak, mereka akan selalu mengingat bagaimana mereka diperlakukan, bagaimana mereka dibesarkan. Inilah beberapa bahaya kekerasan fisik pada bayi dan anak, sebagian kami ambil dari artikel terdahulu.
- Cedera fisik: pemukulan, cubitan, tendangan, memukul dengan benda tertentu akan meninggalkan bekas pada fisik anak. Rasa sakit, bekas luka, gangguan pertumbuhan, cacat fisik permanen, bahkan kematian anak akibat perdarahan atau rusaknya organ tubuh bagian dalam.
- Anak yang sering mengalami kekerasan fisik cenderung akan melakukan hal yang sama di kemudian hari. Mereka lebih memungkinkan menjadi agresif dan menganggap hal tersebut sebagai pembenaran karena pernah mengalami hal yang sama.
- Mengurung diri dan tidak mau berbaur dengan masyarakat juga menjadi salah satu akibat kekerasan fisik yang didapat anak-anak. Mereka menjadi antisosial yang sulit untuk berbaur dengan lingkungan sekitarnya.
- Anak yang mengalami kekerasan fisik juga memiliki tingkat kecerdasan dan IQ yang lebih rendah dibandingkan anak-anak yang bahagia dengan keluarga mereka.
- Depresi dan keinginan untuk mengakhiri hidup mereka sering menjadi pilihan bagi anak-anak yang lama mengalami kekerasan fisik. Mereka sering menganggap diri mereka tidak berguna.
- Pelarian pada obat-obatan terlarang dan melakukan tindak kriminal sebagai pelampiasan akibat gagalnya peran orang tua sebagai pendidik utama.
Stop kekerasan pada bayi dan anak! Buah hati selayaknya mendapat kasih sayang, bukan tamparan atau siksaan dari orang tua mereka dan siapapun.
Bagaimana tanggapan Anda mengenai kasus ini? Suarakan pendapat dan nurani Anda melalui kami!
0 komentar
Posting Komentar