English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Rabu, 20 Juni 2012

Tumbuhan langka di Indonesia

Tumbuhan langka di Indonesia Hutan hujan di Indonesia adalah rumah bagi beberapa tingkat keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Tersebar di delapan belas ribu pulau, Indonesia memiliki daerah terbesar ketiga di dunia setelah hutan hujan Amazon dan Afrika Kongo Basin. Tragisnya, cepat hilangnya hutan Indonesia menyebabkan kini makin banyak tumbuhan dan hewan langka di Indonesia terancam punah. Hanya tindakan tegas dan pergeseran paradigma terhadap komitmen konservasi bermakna oleh industri dan pemerintah Indonesia yang harusnya mencegah epidemi bencana kepunahan spesies langka dalam dekade mendatang.
 Tumbuhan langka di Indonesia Hanya dengan 1 persen dari luas daratan bumi, hutan hujan di Indonesia mengandung 10 persen spesies yang dikenal di dunia tumbuhan, 12 persen dari spesies mamalia - termasuk orangutan yang terancam punah dan harimau sumatera dan badak yang juga terancam punah dan 17 persen dari seluruh spesies burung yang diketahui.

Tumbuhan langka di Indonesia

Makin lama makin panjang pula daftar berbagai macam tumbuhan langka di Indonesia yang terancam punah, diantaranya:
  1. Balam Suntau (Palaquium walsurifolium) - Balam Suntai banyak dicari karena kualitas kayu nya yang bagus, pantas saja populasi tumbuhan ini makin terancam.
  2. Bayur (Pterospermum sp) - Bayur di daerah Indonesia biasa disebut Balang, wadang, walang, wayu. Tumbuhan langka ini memiliki kualitas kayu bagus sehingga banyak dicari.
  3. Bulian/Ulin (Eusideroxylon zwageri) - Pohon Ulin dikenal juga sebagai kayu besi, tumbuhan langka asal Kalimantan ini termasuk dalam komoditas kayu paling laku karena kualitasnya.
  4. Cendana (Santalum album) - Kayu cendana biasanya digunakan untuk rempah-rempah, bahan dupa, aroma terapi, campuran parfum, serta sangkur keris (warangka). Cendana juga menghasilkan minyak yang biasanya digunakan untuk terapi kecemasan. Tumbuhan cendana cukup sulit dibudidaya karena awal perkembangannya membutuhkan pohon lain sebagai inangnya.
  5. Damar, Kopal Keruling (Agathis labillardieri) - Tumbuhan asal Papua ini dapat mencapi tinggi 60 meter dan diameter 2 meter.
  6. Enau/aren (Arenga pinnata) - Enau atau aren adalah tanaman yang mirip dengan pohon kelapa namun lebih lebar diameternya, lidi aren biasa dijadikan sapu ijuk, dan dari batangnya bisa juga dibuat gula aren.
  7. Rafflesia Arnoldi - Rafflesia Arnoldi merupakan tumbuhan parasit yang memerlukan inang, diameter bunganya bisa mencapai 1 meter. Tumbuhan ini sering disebut bunga bangkai karena mengeluarkan bau yang tidak enak.
  8. Kantong Semar (Nepenthes Sp) Diantara sekian banyak spesies kantung semar terdapat tiga spesies yang paling langka dan terancam punah, yaitu Nepenthes boschiana, Nepenthes pilosa, dan Nepenthes talangensis.
  9. Meranti (Shorea sp) - Beberapa spesies Shorea sp seperti Shorea agami (Meranti Putih), Shorea albida (Meranti Merah Terang), Shorea argentifolia (Meranti Merah Gelap atau Dark Red Meranti), Shorea balanocarpoides (Meranti Putih), Shorea blumutensis (Meranti Kuning), Shorea bracteolata (Meranti Putih), Shorea dasyphylla (Meranti Putih), Shorea domatiosa, Shorea elliptica, Shorea faguetiana (Damar Siput), Shorea falcifera, Shorea glauca (Balau Bunga), Shorea gratissima, Shorea leprosula (Meranti Tembaga atau Tengkawang), Shorea maxwelliana, Shorea obscura, Shorea ovata, Shorea pauciflora (Tengkawang), Shorea platyclados, Shorea teysmanniana kini berstatus konservasi Endangered (Terancam Punah) karena keberadaannya yang semakin menghawatirkan.
  10. Kawoli (Alloxylon brachycarpum) - Merupakan jenis tanaman hias yang tumbuh di Indonesia (Papua, Maluku) dan Papua New Guinea.
  11. Bintangur (Calophyllum insularum) Sejenis Kosambi atau Nyamplung (Calophyllum inophyllum) Endemik Papua.
Selain beberapa tumbuhan diatas juga masih ada tumbuhan-tumbuhan langka lain yang terancam punah diantaranya Hangkang (Palaquium leiocarpum), Hongi / saya (Myristica argentea), Imba (Azadirachta indica), Jambu Monyet (Agathis Lalillardieri), Jelutung (Dyera sp), Kapur Barus (Dryobalanops camphora), Katiau (Ganna metloyauma), Kayu Bawang (Scorodocarpus borneensis), Kayu Hitam (Diospyros sp), Kayu Kuning (Cudrania sp), Kayu Manis (Cinnamomun burmannii), Kayu Sepang (Caesalpina sappan), Kemenyan (Styra sp), Kemiri ( Dipterocarpus sp), Keruling (Dipterocarpus sp), Ketimunan (Timonius sericcus), Kulit Lawang (Cinnamomun cullilawan), Ipil (Instsia amboinensis), Malam Merah (Palaquium gutta), Massoi (Cryptocaria massoi), Mata Buta / Garu (Excoecaria agallocha), Purnamasada (Cordia subcordata), Sawo Kecik (Manilkata kauki), Sonolkeling (Dalbergia latifolia), Suren (Toona sureni), Taker, Benuang (Duabanga moluccana), Tembesu (Fagraea fragrans)

0 komentar

Posting Komentar